Friday, September 14, 2012

Sinyal perang serumpun

Ganyang Malaysia, Wow sangat negative #PerluDanHarus. Negeri ini sudah terlalu banyak hinaan, terutama dari negara yang kita anggap serumpun, tapi belum tentu mereka menganggap kita serumpun, ya wajar saja mereka merasa kastanya lebih tinggi dari kita, perekonomiannya lebih maju, makanya orang Malingsia mengangap kita Orang Indonesia itu semua bodoh.
Kita diam dan terus saja diam, sebenarnya mereka sudah banyak menyalakan sinyal perang terhadap negeri ini, tapi kitanya saja yang tidak tahu sinyal-sinyal itu, mmm...tidak tahu atau memang nggak mau tahu??
Dari perebutan pulau-pulau di dekat perbatasan, sampai dengan klaim produk, seni, budaya, serta pahlawan devisa kita dianiaya, dilecehkan, dan diperbudak tanpa rasa bersalah. Setelah itu semua, mungkin nanti akan muncul sinyal-sinyal yang lain dari mereka.

Kesombongan di negeri ini

Allah SWT tidak menyukai kesombongan. Jangan berfikir kesombongan hanya untuk personal, sombong juga bisa menjangkit bentuk kelompok, keorganisasian serta kepemerintahan. Segala macam bentuk kegiatan dapat memunculkan sifat sombong. Dalam bentuk kelompok sering dijumpai pada musisi yang terlihat dari bentuk kreatifitas penciptaan lirik dengan penuh kesombongan, dalam bentuk pemerintahan adanya negarawan berpidato berisikan kesombongan. Bolehlah membanggakan negara ini, tapi janganlah berlebihan apalagi sampai menimbulkan sifat sombong, ngomong negeri ini kaya raya, tanahnya subur, tak ada badai tak ada topan, orangnya ramah-ramah. Mari renungkan, itu semua akan dibalikan keadaanya dengan mudah oleh Allah SWT, yang telah sering dialami sekarang ini, tanahnya tidak subur lagi karena kekeringan melanda dimana-mana, negeri ini sudah tidak kaya raya lagi, badai, topan, serta gempa hampir terjadi diseluruh pesisir laut, banyaknya kriminalitas, terror bom, dan permasalahan-permasalahan yang rumit lainnya.

Wednesday, September 12, 2012

Bukan puisi candaan

Mereka masih ingusan
Tereksploitasi oleh zaman
Kesengajaan untuk dibuang
Karena malu telah diciptakan

Hatinya teriris, matanya tersedak
Di lingkungan para bar-bar
Bidadari cuek memandang
Sang pangeran cuma lalu lalang


Begitu sangat amat terpaksa
Kereta besi musti disembah
Mulutnya mengeluarkan bunyi
Meskipun tak ingin dibunyikan

Raja dari para raja penguasa
Berwisata ke istana-istana pilihan
Tidak mengerti apa yang dipikirkan
Akankah peduli sama calon setan

Turut bela sungkawa atas meninggalnya persepakbolaan Indonesia

Entah kenapa akhir-akhir ini setiap ada pertandingan Timnas Merah Putih kurang bersemangat, kurang dag dig dug, kurang tegang, dan kurang segalanya. Tidak seperti tahun kemarin, beda saja rasanya, apa mungkin karena rasa nasionalisme raga ini sudah pudar?? ah, buat apa ngomongin nasionalisme kalau orang yang dipercaya digaris depan itu sendiri MEMUAKAN, nggak ngerti sepakbola.

Sejak PSSI yang merupakan salah satu dari induk Sepak bola nasional ini di pegang oleh yang katanya seorang profesor dengan sapaan Djohar Arifin Husein atau temen-temen sosial media sering menyebutnya si botak johar #UpsMaafSengaja, semuanya jadi kacau balau, adanya dualisme liga dan setiap ada pertandingan baik itu dikandang maupun tandang sering kalah, seri kalau lagi beruntung, menang suatu mukjizat yang luar biasa. Pemainnya sekelas iwak peyek, apalagi pelatihnya nggak berkelas banget, bagaimana rasa nasionalisme mau tumbuh kalau begini keadaanya.

Galau kata-kata yang norak

Heran dengan kata yang satu ini, mereka sering menyebut gelisah atau banyak pikiran atau banyak beban dengan sebutan GALAU. Apa bagusnya coba?? sampai sepopuler ini. Buka Facebook diberanda pasti setiap harinya liat kata galau..ya ampun males ngeliatnya. di twitter juga sama saja, apalagi di TV, judul lagu galau, Iklan ada kata galau, artis infotainment ngomong saja disisipin kata galau..mungkin bentar lagi presiden kali ya,,pidato pake naskah ada kata galau, ihh..jangan sampe..amit-amit.

Sial sial sialan

Kadang berfikir Tuhan tidak adil
Setiap apapun pekerjaan selalu saja gagal
Mungkin itu akibat dari sifat nafsu dalam diri
yang sulit dan tak bisa terkendali
Semua rencana-rencana selalu saja berantakan
Sekarang sedang menunggu kepastian
Tapi...akankah terulang garis hidup seperti kemarin
Kukan terus menunggu dan terus menunggu
Terserah apapun yang akan terjadi nanti
Nafsu adalah penyebab semua ini
Yang membuat bagian dari diriku keras kepala
Mungkinkah itu yang menimbulkan kesialan-kesialan